Assalamualaykum Wr. Wb
Seperti biasa, aku ingin tau bagaimana kabarmu? Semoga
dengan kamu tidak membalas surat-suratku artinya kabarmu sangat baik sekali,
aamiin.
Mungkin kamu heran kenapa aku tidak berhenti terus mengirimi
surat meski aku tidak tahu ratusan huruf yang ku ukir disini apakah sempat
dilihat olehmu. Kamu tidak perlu bertanya kenapa aku tidak jera atau bosan
terus mengirimu surat, karena aku yakin kamupun sudah tau jawabannya. Sebab
memang hanya satu alasanku terus mengirimu surat.
Ini sudah bulan ke 21, dan akankah masih sama seperti bulan
sebelumnya? Sama-sama tidak ada balasan darimu. Aku harap bulan ke 21 ini
berbeda, semoga kali ini aku berhasil menghancurkan batu dipikiranmu agar kau
segera membalas suratku.
Bahkan jika hanya kau balas dengan kalimat “aku baik-baik
saja” aku pasti akan senang sekali, karena jauh di dalam lubuk hati ku, memang
hanya itu yang aku khawatirkan, keadaanmu. Tak peduli kamu mengkhawatirkanku
juga atau tidak.
Sekarang Bulan Februari, rasanya aku ingat sekali di bulan
Februari 2011 lalu, kamu mengajakku pulang bersama untuk pertama kalinya. Kamu
masih malu, apalagi aku. Waktu itu, aku tak langsung mengiyakan ajakanmu, bukan
karna aku tak suka denganmu, tapi karna aku terlalu senang hingga aku bingung
bagaimana untuk menyatakan mau. Aku ingat juga, bagaimana caramu mengatakan aku
cantik sekali, padahal aku sadar betul saat itu kerudung yang aku pakai sudah
jauh dari kata rapi, jadi sampai sekarang aku bingung bagaimana caranya kau
bisa melihat aku cantik di saat seperti itu. Hehehe
Hari ini aku sungguh ingin bertemu denganmu, tapi mana
mungkin. Membalas surat ini saja rasanya kau berat sekali apalagi ah sudahlah...
Banyak sekali yang ingin aku ceritakan padamu, tapi lebih baik ku tahan saja. Rasanya
akan lebih menyenangkan jika aku bisa langsung melihat ekspresimu saat mendengar
ceritaku.
Aku mengerti kamu sedang berjuang disana, mencoba
memantaskan diri agar bisa jadi imam yang baik untukku, itulah yang kau bilang
padaku terakhir kali. Ku harap kata-kata itu akan menjadi kebenaran nantinya. Maaf
bila aku terus mengganggumu dengan tumpukan surat yang tak berguna ini, tapi
mengertilah ini caraku menumpahkan rindu yang teramat banyak untukmu.
Zilya
Seperti biasa, Zilya akan mengirim surat itu untuk Linggar.
Lalu seperti biasa juga Zilya akan menunggu balasannya.
Tunggu cerita selanjutnya...
SOCIALIZE IT →