Negara
Indonesia memiliki jutaan penduduk yang sangat beragam. Luas negara yang tidak
sedikit, mengakibatkan pemerintah di Indonesia sulit melakukan pembangunan yang
merata agar seluruh warga Negara Indonesia memperoleh kesejahteraan yang sama
di setiap wilayahnya.
Namun
pada kenyataannya, tidak sedikit jumlah wilayah terpencil dan terpelosok belum
mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat maupun pemerintah negara.
Sehingga, hal tersebut menimbulkan ketidakadilan bagi mereka yang belum
mendapatkan perhatian yang cukup. Tentu, hal tersebut akan menimbulkan masalah
baru di masa yang akan datang jika tidak segera diberikan solusi yang mampu
menyelesaikan persoalan pembangunan yang tidak merata.
Sebelum
memberikan solusi pada persoalan pembangunan yang tidak merata, terlebih dahulu
harus mengetahui definisi pembangunan itu sendiri. Menurut Effendi (2002)
pembangunan adalah suatu upaya
meningkatkan segenap sumber daya yang dilakukan secara berencana dan berkelanjutan
dengan prinsip daya guna yang merata dan berkeadilan. Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembangunan seharusnya dilakukan secara merata dan adil.
Namun,
saat ini belum dirasakan pembangunan yang merata pada sektor apapun di seluruh
wilayah Indonesia. Hal ini terlihat dari kesejahteraan masyarakat di Indonesia
yang belum merata. Banyak masalah lanjutan akibat dari pembangunan yang tidak
merata. Salah satunya adalah terbengkalainya sumber daya yang tersedia karena
tidak dimanfaatkan sama sekali atau belum maksimal.
Oleh
karena itu, pembangunan harus segera dilakukan secara merata agar
masalah-masalah lainnya tidak bermunculan kembali. Banyak sekali solusi yang
efektif dan dapat dijadikan sebagai penyelesaian masalah pembangunan yang tidak
merata dan tidak berkeadilan.
Salah
satu solusi yang efektif dan dapat memberikan pembangunan yang merata di
Indonesia adalah program pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat di Desa.
Program pemberdayaan masyarakat akan memberikan dampak secara langsung terhadap
masyarakat dan wilayahnya sendiri, karena secara langsung masyarakat akan
dipaksa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas diri dan kualitas wilayah
mereka dengan sumber daya alam yang tersedia. Dalam hal ini, masyarakat memang
harus berperan aktif untuk membangun wilayah mereka, sebab pembangunan yang
merata adalah suatu ketidakmungkinan jika hanya mengandalkan pemerintah pusat
melalui APBN. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan masyarakat setempatnya juga
harus ikut berpartisipasi.
Salah
satu program pemberdayaan masyarakat ada di sebuah desa di Sumedang, yaitu Desa
Pamulihan memiliki program pemberdayaan masyarakat yang tentu akan membantu
pemerintah Indonesia untuk melakukan pembangunan berkelanjutan yang merata.
Program
pemberdayaan masyarakat tersebut adalah kursus pembuatan patung tanimar. Dari
hasil peneitian yang dilakukan oleh Muhammad Irfan Hilmi, program tersebut
memberikan pengaruh pada pengetahuan, motivasi, dan pendapatan penduduk
setempat. Pengaruh yang diberikan tentu mengarah ke tingkat yang lebih baik.
Pada
pengetahuan penduduk program kursus pembuatan patung tanimar memberikan dampak
yang sangat baik. Dampak baik tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pada aspek kognitif, setelah mengikuti program keterampilan
kerajinann patung tanimar, pengetahuan warga belajar meningkat dan berkembang
baik dalam pengetahuan teori maupun prakteknya, ini terlihat pada kemampuan
warga belajar yang dapat melakukan proses finishing
pada kerajinan patung tanimar. Mereka dapat mengolah kerajinan patung tanimar
seiring dengan perkembangan pasar.
Dari
segi afektif, setelah mengikuti program kursus keterampilan, warga belajar
telah memiliki kepercayaan diri untuk menunjang perkembangan usaha kerajinan
patung tanimar, hal ini terlihat dari kemampuan mereka yang telah menjadikan
keahlian membuat kerajinan patung tanimar menjadi usaha sehari-hari untuk memenuhi kehidupan keluarganya.
Pada
aspek psikomotorik, warga belajar sudah mampu menerapkan pengetahuan yang
mereka peroleh dari program kursus keterampilan kerajinan patung tanimar, warga
belajar sudah mampu menggunakan alat yang digunakan, merancang desain finishing patung tanimar dan yang
terutama sudah mampu mempraktekan langkah-langkah proses finishing patung tanimar.
Selain
berdampak baik bagi pengetahuan penduduk, program kursus pembuatan patung
tanimar tersebut juga berdampak baik pada pendapatan penduduk setempat. Sesuai
data yang sudah diperoleh, pendapatan penduduk mengalami peningkatan setelah
kursus pembuatan patung tanimar ini diterapkan di Desa Pamulihan.
Diketahui
bahwa sebelum warga belajar mengikuti program kursus keterampilan ini, warga
belajar sudah melakukan usaha kerajinan patung tanimar mentahan, setelah
mengikuti program kursus mereka menjadi pengrajian kerajinan patung tanimar yang mampu memproduksi patung tanimar sampai
pada finishing.
Secara hitungan harga
jual untuk kerajinan patung tanimar mentahan warga belajar menjualnya dengan
harga 15 ribu per satu setnya, dengan kemampuan warga belajar yang sudah mampu
memproduksi pada proses finishing
mereka dapat menjual barang kerajinan dengan harga 25 ribu per setnya.
Peningkatan pendapatan yang warga belajar rasakan sekitar
Rp.100.000-Rp.150.000/ per bulan ketika pemesanan patung tanimar finishingReferensi : Penelitian oleh Muhammad Irfan Hilmi
SOCIALIZE IT →